Skip to main content

BLAST FURNACE di PT. KRAKATAU STEEL

Assalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh,

Pada postingan blog saya kali ini, saya akan membuat sedikit resume dari pertemuan pertama mata kuliah yang saya ambil, yaitu Kapita Selekta yang dilaksanakan pada Sabtu, 6 Oktober 2018 pukul 08.00 WITA. Pertemuan ini dibimbing oleh Kak Kholida Tul Khairi selaku asisten dosen dari mata kuliah ini. Beliau menjelaskan tentang pengalaman magang beliau di PT. Krakatau Steel pada bulan September 2016 selama 1 bulan. Beliau juga menjelaskan profil PT. Krakatau Steel, proses pengolahan dan produksi PT. Krakatau Steel, serta output produk yang dihasilkan PT. Krakatau Steel, serta masih banyak lagi dan saya akan jelaskan nanti pada penjelasan dibawah ini.

PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan BUMN yang berbasis pengolahan baja yang terletak di Cilegon, Banten. PT. Krakatau Steel berdiri pada tahun 1960 dan menjadi perusahaan baja terbesar di Indonesia saat ini. Mulanya perusahaan ini dibentuk sebagai wujud pelaksanaan proyek baja TRIKORA yang digagas oleh Presiden Soekarno untuk meningkatkan perekonomian bangsa. Visi dari PT. Krakatau Steel yaitu perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia dan misi dari PT. Krakatau Steel yaitu menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa. Terbukti dari tahun ke tahun PT. Krakatau Steel mampu meningkatkan sektor perekonomian bangsa dilihat dari diagram pendapatan yang menunjukan peningkatan signifikan.

PT. Krakatau Steel memiliki beberapa anak perusahaan di bidang yang mempunyai hubungan dengan produksi baja, salah satu contohnya PT. Krakatau Posco ( hasil kerjasama dengan perusahaan baja dari korea selatan) dan PT. Krakatau Semen Indonesia (memproduksi semen dari limbah produksi baja). Beberapa produk yang dihasilkan oleh PT. Krakatau Steel yaitu Slab Steel Plant, Billet Steel Plant, dan Wile Road Mill.

Slab Steel Plant merupakan produk olahan baja berupa lembaran baja tipis yang berbetuk seperti papan. Sedangkan Billet Steel Plant mirip dengan Slab Steel Plant, hanya saja berbeda ketebalannya. Billet Steel Plant jauh lebih tebal dibanding Slab Steel Plant. Wile Road Mill merupakan baja berupa kawat baja besar yang dibentuk serupa dengan kumparan. Tiga produk diatas memiliki kegunaannya masing masing berdasarkan penggunaan lanjutannya.

Pada awalnya flow process produksi baja PT. Krakatau Steel memakai Direct Reduction Plant. Direct Reduction Plant yaitu membuat cairan baja dari limbah baja menggunakan gas. Namun sekarang PT. Krakatau Steel memakai Blast Furnace Plant, yaitu produksi baja dengan pirometalurgi menggunakan batu bara. Hal ini dikarenakan penggunaan gas yang mahal akan membuat biaya produksi terlalu besar. PT. Krakatau Steel memilik Blast Furnace komplek yang terdiri dari Blast Furnace Plant, Sinter Plant Dan Coke Oven Plant.

Pada Blast Furnace Plant terdapat tangki besar tempat diproduksinya molten iron menggunakan suhu yang sangat tinggi yaitu 2000°C. Tanki tersebut terbuat dari baja refractory yaitu baja tahan api yang memiliki titik leleh yang sangat tinggi sehingga tanki tersebut tidak akan leleh dengan suhu tinggi sekalipun saat memproduksi molten iron.

Pada Blast Furnace, iron di ekstrak dari ore yang dipanaskan dengan karbon dengan suhu yang sangat tinggi. Tanki blast furnace mempunyai 3 zona pemanasan. Zona Bawah (Bottom Zone) yaitu zona paling panas dengan suhu 1700°-2000°C. Zona Tengah (Middle Zone) dengan panas berkisar 900°-1200° C. Dan Zona Atas (Upper Zone) yaitu zona paling dingin dengan suhu 200°-500° C. Semakin keatas maka suhu akan semakin dingin. Bahan baja refractory pada setiap zona tanki blast furnace pun berbeda beda. Pada upper zone, baja refractory yang digunakan ialah SiO2. Pada middle zone menggunakan Al2O3 atau sering disebut alumina. Dan terakhir pada bottom zone yaitu sering kita sebut carbon black.

Pada tahap pertama, beberapa bahan (raw materials) dimasukan lewat bagian atas tanki blast furnace dengan urutan coke (batu bara yang lebih kering daripada coal), limestone (batuan kapur) atau diseut flux, dan iron ore. Disini coke digunakan sebagai fuel (bahan bakar).

Tahap kedua coke akan masuk ke bagian bottom zone, lalu udara panas dihembuskan dari bagian bawah furnace, udara panas ini mengandung oksigen yang dapat mereduksi karbon pada coke (batu bara) yang menghasilkan karbon dioksida (CO2).
C + O2  CO2
Lalu karbon dioksida (CO2) akan berhembus keatas ke bagian middle zone yang nantinya akan bereaksi dengan limestone, coal, dan ore. CO2 yang bereaksi dengan coal akan membentuk karbon monoksida (CO). Limestone (CaCO3) akan tereduksi membentuk kapur (CaO) dan CO2. Kapur (CaO) hasil reduksi limestone akan bereaksi dengan hematite (SiO2) yang berasal dari iron ore menghasilkan kalsium silikat (CaSiO3). Jadi di middle zone kalsium silikat terbentuk.
C + CO2  2CO
CaCO3  CaO + CO2
CaO + SiO2  CaSiO3
Setelah itu, karbon monoksida akan berhembus kebagian atas yaitu upper zone dan akan bereaksi dengan besi oksida (3FE2O3)  yang berasal dari iron ore menjadi besi dan karbon dioksida (CO2) dengan persamaan reaksi
3FE2O+ CO  3FE + CO2
Dari proses diatas bisa dilihat bahwa blast furnace menghasilkan 3 produk utama yaitu kalsium silikat (CaSiO3), iron (3FE), dan karbon dioksida (CO3). Iron yang terbentuk akan menjadi molten iron yang berkumpul dibagian dasar furnace. Lalu kalsium silikat (CaSiO3) akan berkumpul dibagian dasar furnace bersama molten iron membentuk slag. Namun keduanya tidak akan bercampur satu sama lain dikarenakan perbedaan densitas satu sama lain. Iron akan lebih besar massanya dibanding slag, sehingga iron akan terkumpul dibawah sebagai molten iron dan diekstrak lalu disebut pig iron dan slag diatasnya yang nantinya akan dialirkan keluar tanki furnace dengan dua jalur pipa yang berbeda. Lalu karbon dioksida yang berupa gas yang massa jenisnya kecil akan berkumpul dibagian atas tanki dan dikeluarkan lewat pipa dibagian atas tanki furnace.

Sekian resume yang telah saya buat dengan tujuan penilaian pada mata kuliah Kapita Selekta. Semoga bermanfaat bagi saya selaku penulis dan pembaca. Akhir kata saya ucapkan banyak terimakasih dan maaf jika terjadi banyak kesalahan. Saya menerima dan membutuhkan masukan berupa kritik dan sarannya.

Ada beberapa kata kunci yang saya sematkan untuk memudahkan menghafal, berikut daftarnya:
1.       Raw materials = coke, limestone, ore
2.       Name of the furnace = blast furnace plant
3.       Flux = limestone
4.       Slag = kalsium silikat
5.       Name of the molten iron extracted = pig iron

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Kuliah di HANYANG UNIVERSITY , Korea Selatan

Assalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh 안영하세요 여러분들!!! Annyeonghaseyo yorobundeul...how are you? I hope you all fine in there and in good health exactly. Gimana? Udah kangen review-review author belum? Review yang pastinya upgrading your knowledge nih buat para readers. Seperti biasa, author kembali dengan review materi yang disampaikan oleh pemateri di kelas Kapita Selekta di prodi Teknik Metalurgi Universitas Teknologi Sumbawa. Pertemuan seperti biasa dilaksanakan pada Rabu setiap minggunya. Pertemuan kali ini berlangsung pada hari Rabu, 19 Desember 2018 pukul 08.00 di Perpustakaan Universitas Teknologi Sumbawa. Nah pemateri kece kali ini bernama Kak Desy Maulina yang lulusan S2 di Hanyang University di Korea Selatan, makanya pembuka kali ini saya pake bahasa Korea hehe. Beliau jurusan Kimia Anorganik di Hanyang University (한양대학교). Beliau pun kuliah disana dengan beasiswa LPDP. Jadi sharing session kali ini kak Desy berbagi tentang bagaimana pengalaman beliau untuk mendapat be

POTENSI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI SUMBAWA, NTB

Assalamualaikum wr.wb Akhirnya setelah seminggu dari postingan saya sebelumnya, saya kembali lagi dengan postingan blog baru saya. Seperti biasa saya akan memposting review singkat dari materi yang telah disampaikan pada mata kuliah yang saya ambil yaitu Kapita Selekta. Review singkat ini saya buat dengan tujuan berbagi ilmu yang saya dapatkan selama saya mengambil mata kuliah Kapita Selekta pada jurusan Teknik Metalurgi di Universitas Teknologi Sumbawa. Materi review saya kali ini tentang “ POTENSI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI PULAU SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT “ yang disampaikan oleh Kepala Balai ESDM yaitu Pak Syamsul Ma’rif S.T beserta jajaran team nya yang hadir pada Rabu, 31 Oktober 2018 di Perpustakaan Universitas Teknologi Sumbawa. Pertama tama beliau memaparkan gambaran umum NTB. Provinsi yang terletak di wilayah tengah Indonesia ini terdiri atas dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dan beberapa pulau kecil seperti Pulau Moyo, Pulau Bedil