Skip to main content

POTENSI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI SUMBAWA, NTB

Assalamualaikum wr.wb

Akhirnya setelah seminggu dari postingan saya sebelumnya, saya kembali lagi dengan postingan blog baru saya. Seperti biasa saya akan memposting review singkat dari materi yang telah disampaikan pada mata kuliah yang saya ambil yaitu Kapita Selekta. Review singkat ini saya buat dengan tujuan berbagi ilmu yang saya dapatkan selama saya mengambil mata kuliah Kapita Selekta pada jurusan Teknik Metalurgi di Universitas Teknologi Sumbawa.

Materi review saya kali ini tentang “ POTENSI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI PULAU SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT “ yang disampaikan oleh Kepala Balai ESDM yaitu Pak Syamsul Ma’rif S.T beserta jajaran team nya yang hadir pada Rabu, 31 Oktober 2018 di Perpustakaan Universitas Teknologi Sumbawa.

Pertama tama beliau memaparkan gambaran umum NTB. Provinsi yang terletak di wilayah tengah Indonesia ini terdiri atas dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dan beberapa pulau kecil seperti Pulau Moyo, Pulau Bedil dll. NTB memiliki iklim yang hangat dengan intensitas curah hujan yang rendah menjadikan NTB khususnya Sumbawa sedikit kering berbeda dengan Bogor misalnya. NTB dikelilingin lautan yang luas menjadikan NTB kaya akan sumber daya alam lautnya.

Dalam RTRW NTB terdapat dua pola pendekatan pengelolaan yang memberikan arah bagi pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) pulau secara berkelanjutan (green spatial planning), dengan mengintegrasikan berbagai perencanaan sektoral, berbagai tingkat pemerintahan, dan sekaligus mengintegrasikan komponen ekosistem darat dan komponen ekosistem laut, serta sains dan manajemen yang disebut LECI (Lombok as Eco City Island) dan SuEZ (Sumbawa Eco Zone). Landasan pendekatannya adalah keterpaduan perencanaan, yang menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial budaya dan politik dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Seperti yang beliau paparkan bahwa lingkungan hidup seperti hutan memiliki beberapa fungsi yaitu : (1) Fungsi Lindung, (2) Fungsi Produksi, (3) Fungsi Produksi Terbatas. Pada fungsi produksi, contohnhya kawasan pertambangan bisa dipakai untuk menjadi kawasan pariwisata contohnya di daerah Maluk. Untuk fungsi produksi terbatas misalnya kawasan hutan tidak boleh dijadikan sebagai kawasan pertambangan open pit, yang dibolehkan hanya underground mining. Lalu beliau menambahkan ada beberapa daerah yang akan dijadikan kawasan pariwisata perikanan di NTB ini, yaitu SAMOTA, Moyo, Tambora, Teluk Saleh, Selat Lombok, dan Mandalika.

Beliau menjelaskan tentang sejarah pembentukan Pulau Lombok yang beliau ambil sumbernya dari paper seorang yang bernama Pak Awang Satyana. Umur pulau Lombok ini sekitar 7 juta tahun, berbeda dengan daerah lainnya seperti Jawa, Sumtra yang sudah berusia 35-100 juta tahun lebih. Pulau Lombok berasal dari sebuah daerah besar bernama Gondoana yang terpisah karena pergerakan tektonik Lempeng Eurasia dan Lempeng Asia. Tipe pergerakan lempeng itu ada dua, menjauh dan mendekat yang menyebabkan colosion (penyatuan) atau spreading (pemisahan). Diantara kedua ini pun ada nantinya yang dinamakan berpapasan sehingga membentuk sebuah patahan. Kegiatan inilah yang nanti akan menyebabkan bencana geologi maupun sumber daya geologinya yang berupa wilayah mineralisasi, cebakan air tanah, dsb. Untuk wilayah mineralisasi, itu disebabkan karena adanya zona zona lemah yang menyebabkan naiknya magma yang nantinya akan terdeferensi sedemikian rupa sehingga terbentuk cebakan cebakan mineral maupun air tanah. Untuk daerah perminyakan, itu karena adanya daerah daerah stabil yang mengalami sedimentasi. Akibat pergerakan geologis akhirnya sedimentasi tersebut akan menimbulkan akumulasi minyak. Itulah mengapa NTB merupakan daerah yang cukup kaya akan mineral dan minyak.

Beliau pun sedikit memaparkan tentang pulau sumba yang katanya cukup unik karena merupakan daerah spreading yang berasal dari Australia sama seperti Papua yang terpisah cukup jauh dan memiliki umur yang jauh lebih tua dari Sumbawa, lombok, serta Flores.



Untuk selanjutnya beliau mulai memaparkan tentang sumber daya di ntb. Beliau menjelaskan tentang porphyry yaitu tipe cebakan besar yang panjangnya 3000+ M yang berada di Jawa dan NTB salah satunya. Di jawa ada di daerah Banyuwangi, di Sumbawa terletak di Batu Hijau, Elang, Bodo di KSB dan di Hu’u (Bima) yang izinnya dipegang oleh Sumbawa Timur Mining. Untuk cebakan tipe porphyry biasanya orang mencari mineral fotasik yang berarti mineral ubahan tersebut telah bagus.



Diakhir materi beliau memaparkan 3 tantangan bagi kita selaku calon engineer dari metalurgi, yaitu
1. Eksplorasi, menemukan teknologi eksplorasi yang bisa menemukan daerah baru dalam industri pertambangan
2. Penambangan, menemukan teknologi pertambangan baru dan pengelolaan dalam lingkungan terkait dengan sumber daya alam
3. Pemurnian, menemukan teknologi pemurnian dengan hasil persentase tertinggi dan peningkatan kadar
Tantangan nomor tiga inilah tantangan baru bagi kami selaku calon metallurgist di kemudian hari.

Kucukupkan review singkat ku kali ini, aku sangat merasa masih sangat kurang dalam hal penulisan. Tidak menerima kritik tanpa saran. Semoga tulisan saya kali ini membawa manfaat bagi penulis maupun pembaca. Terimakasih banyak.
Wassalamualaikum wr wb

#KapSel2018UTS
#KAPSELUTS2018
#KAPITASELEKTA
#TEKNIKMETALURGI
#UNIVERSITASTEKNOLOGISUMBAWA





Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Kuliah di HANYANG UNIVERSITY , Korea Selatan

Assalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh 안영하세요 여러분들!!! Annyeonghaseyo yorobundeul...how are you? I hope you all fine in there and in good health exactly. Gimana? Udah kangen review-review author belum? Review yang pastinya upgrading your knowledge nih buat para readers. Seperti biasa, author kembali dengan review materi yang disampaikan oleh pemateri di kelas Kapita Selekta di prodi Teknik Metalurgi Universitas Teknologi Sumbawa. Pertemuan seperti biasa dilaksanakan pada Rabu setiap minggunya. Pertemuan kali ini berlangsung pada hari Rabu, 19 Desember 2018 pukul 08.00 di Perpustakaan Universitas Teknologi Sumbawa. Nah pemateri kece kali ini bernama Kak Desy Maulina yang lulusan S2 di Hanyang University di Korea Selatan, makanya pembuka kali ini saya pake bahasa Korea hehe. Beliau jurusan Kimia Anorganik di Hanyang University (한양대학교). Beliau pun kuliah disana dengan beasiswa LPDP. Jadi sharing session kali ini kak Desy berbagi tentang bagaimana pengalaman beliau untuk mendapat be